< Page 4 of 4 >
Cara Kerja Rangkaian
Tanpa kehilangan Energi
LED harus dinyalakan dengan arus searah (DC). Selain itu, LED tidak boleh langsung dihubungkan dengan baterai atau sumber tegangan DC. Arus yang besar akan mengalir, LED seketika akan rusak. Sebelum dihubungkan dengan baterai harus dipasang hambatan sebagai pembatas arus.
LED yang dipasang sebagai lampu tidur haruslah dapat bekerja dengan tegangan jaringan AC 220V. Karena untuk menyalakan LED diperlukan arus DC, maka tegangan jaringan perlu kita searahkan dahulu. Sebagai penyearah digunakan jembatan dioda D1, D2, D3 dan D4.
Arus yang mengalir pada LED harus dibatasi sekitar 10mA. Dalam hal ini hambatan tidak digunakan sebagai pembatas arus karena akan memboroskan energi berupa panas. Sebagai pembatas arus kita gunakan kapasitor C1. Penggunaan tegangan AC meskipun cukup merepotkan ada untungnya juga. Kita dapat menggunakan kapasitor yang tidak memakan daya sebagai pembatas arus. Ini tidak dapat diterapkan pada rangkaian arus searah! Pembatas arus pada tegangan searah haruslah berupa hambatan yang memboroskan energi
Setelah anda melihat-lihat gambar "Skema Lampu Tidur LED" timbullah pertanyaan dalam benak anda; karena dalam rangkaian tersebut terdapat beberapa hambatan. Bukankah kita sepakat tidak menggunakan hambatan agar tidak ada energi yang terbuang? Penggunaan hambatan tersebut hanyalah sebagai "bumbu penyedap". Nanti saya jelaskan kegunaannya. Bila anda seorang perfeksionis yang tidak setuju dengan adanya hambatan tersebut anda dapat membuangnya. Bagaimanapun kita usahakan agar hambatan memakan daya sekecil mungkin.
Mari kita bahas satu-persatu fungsi dari hambatan tersebut. Hambatan R1//R2 berguna untuk membatasi arus kejut kapasitor ketika pertama kali dinyalakan. Arus kejut paling besar terjadi bila kebetulan dinyalakan tepat pada tegangan puncak. Bila arus kejut tidak dibatasi mungkin akan memperpendek umur dioda, C1 dan C2. Rating daya R1//R2 sengaja dibuat berlebihan agar mampu menahan arus kejut. R1 dipararel dengan R2 agar diperoleh rating daya yang besar. Hambatan R3 berfungsi membuang muatan kapasitor ketika lampu dipadamkan. Kapasitor yang terbuang muatannya membantu mengurangi arus kejut. Apabila muatan kapasitor tidak dibuang, kita dapat tersengat listrik ketika logam steker (konektor) kita pegang setelah steker kita cabut dari stop kontak (outlet listrik).
Hambatan-hambatan tersebut praktis tidak memakan daya. R1//R2 dibuat jauh lebih kecil dari reaktansi kapasitif C1 (=Xc). Sedangkan R3 dibuat jauh lebih besar dibandingkan Xc.
C2 berguna untuk meratakan arus searah. Bila C2 ditanggalkan arus yang mengalir pada LED akan berupa arus searah berdenyut. Ini akan mengakibatkan kedipan nyala lampu dengan frekwensi dua kali frekwensi tegangan jaringan, jadi 100 kedipan tiap detik. Kebanyakan orang tidak menyadari adanya kedipan secepat itu. Tetapi untuk orang yang sensitif kedipan ini sangat mengganggu.
Dioda Zener Dz1 dan Dz2 dalam keadaan normal tidak bekerja. Jumlah tegangan tembus kedua dioda dibuat lebih besar dari tegangan LED. Apabila salah satu LED putus dan dioda Zener tidak dipasang, maka pada C2 akan terbit tegangan cukup besar. Sebesar tegangan puncak jaringan listrik (=311 Volt). Ini akan merusak kapasitor C2. Dioda Zener mencegah hal tersebut terjadi. Tegangan yang terbit pada C2 ketika LED putus hanyalah setinggi jumlah tegangan tembus Dioda Zener. Gantilah LED yang putus dengan yang baru niscaya lampu bekerja kembali!
Selain untuk lampu tidur, rangkaian LED semacam ini dapat dikembangkan menjadi lampu baca, Lampu petunjuk : OPEN, Kasir, Toilet, Exit, Lampu untuk nomor rumah, nama toko, rumah makan, hotel dan lainnya. Bila anda tertarik membuat lampu semacam itu anda perlu merancang sendiri. Sebagai petunjuk merancangnya anda dapat membaca disini
Posted by : Coboy
Source : http://www.gemar-elektronika.co.cc